Langsung ke konten utama

Jika kita bersyukur maka akan bahagia


Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati yang lebih berharga dari sebuah hadiah. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu saja senyum yang dimaksud ialah senyum yang wajar, bukan senyum yang dibuat-buat. Senyum tulus yang lahir dari kelapangan dan kebersihan hati dan keikhlasan jiwa. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda ketulusan cinta. Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan alamiah kita terpancar secara maksimal. Wajah cantik tanpa senyuman, tidak sedap dipandang mata. Riasan wajah yang mahal dan apik tampak biasa tanpa senyuman. Senyuman bisa mengubah penderitaan menjadi kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi diri sendiri dan orang lain. Nahhh, coba bayangkan saja ketika kita sedang bertemu dengan teman-teman ekspresi yang kita berikan kepada mereka adalah ekspresi datar atau cemberut bahkan muka galak, apa yang terjadi?. Mungkin lain waktu ketika bertemu dengan mereka lagi kita pasti tidak disapa dan bahkan mereka tidak menganggap kita ada dan dibiarkan saja. Ibarat kopi tanpa gula kalau kita tidak mau tersenyum, pahit kalau dipandang tidak ada manis-manisnya. Jadi tersenyumlah meskipun tidak ada yang meminta, karena salah satu keajaiban senyuman adalah mampu memberi kebahagiaan untuk orang lain.
Bicara perihal kebahagiaan, saya teringat mengenai mata kuliah filsafat Pendidikan yang disampaikan Dosen saya 1 hari yang lalu. Beliau menyampaikan tentang bersyukur kepada Allah. Jika kita bersyukur maka akan bahagia. Memang benar, wujud hakikat yang tidak dimiliki oleh hewan salah satunya adalah kemampuan menghayati kebahagiaan. Kebahagiaan dapat dirasakan, tetapi sulit dirasionalkan. Kebahagiaan merupakan integrasi dari kesenangan, kegembiraan, kepuasan, pengalaman pahit dan penderitaan. Kebahagiaan mencakup dua aspek, yaitu usaha dan takdir Tuhan dan dapat ditingkatkan. Kebahagiaan terletak pada kesanggupan menghayati pengalaman senang tidak senang secara keheningan jiwa, sebagai realita hidup, dan penyerahan total kepada Sang Pencipta. Manusia akan merasakan kebahagiaan jika tubuhnya sehat yakni baik secara fisik maupun psikis, memiliki kekuatan fisik dan ketahanan mental. Memiliki fisik yang gagah dan cantik serta mendapatkan anugerah umur panjang. Sungguh sangat beruntung orang yang sudah diberikan anugerah tubuh yang sempurna lalu disyukurinya dengan mendekatkan diri kepada Allah. Selanjutnya Faktor dari luar badan yakni sesuatu yang dapat mendatangkan kebahagiaan yang diraih berdasarkan usaha manusia. Yang pertama adalah keluarga, Silaturrahim yang hidup dan hubungan yang tetap terjalin akan mendatangkan kebahagiaan tersendiri. Misalnya saat semua keluarga berkumpul. Yang kedua adlah Popularitas, Menjadi orang yang terpandang dan terhormat dapat menjadi sumber kebahagiaan selama tidak tersentuh riya dan sum’ah. Yang diharapkan dari kepopuleran dirinya memancarkan sikap dan perilaku hidup yang baik untuk diteladani oleh orang banyak. Dengan banyaknya orang yang meneladani, dengan sendirinya akan mendatangkan kebahagiaan tersendiri.




1. Aushof 
https://gurumuda18.blogspot.com/2018/09/luar-biasanya-ganja-sisi-depan-belakang.html?m=1 
2. Ardian pahlevi 
https://pahleviardian532.blogspot.com/2018/09/belajar-hidup-dari-realitas-kehidupan.html?m=1 
3. Ivan zhayoga 
https://apinz97.blogspot.com/2018/09/filsafat-pendidikan.html?m=1 
5. Melinda P 
https://melindapangestika.blogspot.com/2018/09/filsafat-pendidikan.html 
6. Yuliana 
https://yulianapuspitasari95.blogspot.com/2018/09/pemahaman-imunisasi-atau-vaksin-dari.html?m=1 7. Farida W 
http://faridawidyastutik.blogspot.com/2018/09/definisi-kata-kekerasan-kata-kekerasan.html?m=1 
8. Tegar D 
http://doelgemok.blogspot.com 
9. Elisa 
https://elisae552.blogspot.com 
10. Dhanang 
http://belajardengandhan.blogspot.com/2018/09/chapter-1-belajar-hidup-hidup.html 
11. Garda 
http://indonesiamasakinii.blogspot.com/2018/09/salah-satuhal-yang-bisa-saya-dapat-dari.html?m=1 12. Intan Nurma P 
http://intannurmapertiwi.blogspot.com/2018/09/filsafat-pendidikan.html 
13. Ulfah Fitria Setiyani (15120189) 
https://ulfahfitriasetiyani.blogspot.com/?m=1 
14. Riska Safitri (15120337) 
http://ririspipit.blogspot.com/2018/09/filsafat-pendidikan.html 
15. Putri Wahyuning C.P (15120161) 
https://putricandra30.blogspot.com/2018/09/asi-lebih-baik-dari-pada-vaksin.html?m=1 
16. Julian Indah (15120162) 
http://julianindahp30.blogspot.com/?m=1 
17. Istikholah (15120267) 
http://istikholah2112.blogspot.com/?m=1 
18. Nur Afidah (15120194) 
http://fidamore.blogspot.com/2018/09/perempuan-istimewa.html 
19. Rista Karisma (15120197) 
http://riistha.blogspot.com/2018/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 
20. Dwi novita 
http://dwinuvita.blogspot.com/2018/09/asi-ekslusif-lebih-baik-dari-pada-vaksin.html 
21. Dhita Fs(15120480) 
https://15120480dhitafajarsetyarini.blogspot.com/b/post-preview?token=APq4FmB_-sv9O1zO9qDn_FpoQmkdi_0re1DNJCBNGUVwewOtPZeceIEc1oUUPT3Db_iAGJTItlXGAyU4ho1Gz9Fmm5bVKUKTbMQ9Aw5UyYxLm5fD7X3NCfIzEeRlhmBJGVlm0vFKPMWa&postId=6775332954169038523&type=POST&m=1 
22. Rischa Dwi Arianti (15120354) 
http://rischadwiarianti.blogspot.com/2018/09/filsafat-pendidikan.html?m=1 
23. Mar'atush Sholichah MR 
anugrahilmuku.blogspot.com/2018/09/pengertian-perubahan-sosial-perubahan.html?m=1 
24. Mas Amah Tul Islami ( 15120169 ) 
http://masamah08.blogspot.com/2018/09/keistimewaan-wanita.html 
25. Estima titi hapsari (15120399) 
http://esttitihapsari.blogspot.com/2018/09/pola-pikir-yang-sal.html?m=1 
26. Deodora adesita (1512386) 
https://adesitadeodora.blogspot.com/2018/09/filsafat-pendidikan-1.html 
27. Anggita nurohmah n (15120377) 
http://anggitanurohmahnoviyanti.blogspot.com/2018/09/kode-etikguru-1.html 
28. Nurul arifah (1512358) 
http://nurularrifah.blogspot.com/2018/09/filsafat-pendidikan-1.html 
29. Hanif Faizah (15120487)
 https://haniffaizahblog.blogspot.com/2018/09/berpikir-ngeres-seberapa-sering-anda.html?m=1 
30. Nurul Khoimah (15120365) 
http://nurulkhoimah.blogspot.com/2018/09/pemikiran-filsafat-pendidikan.html 
31. Nidha Nur Latifah (15120454) 
http://ninuland.blogspot.com/2018/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html?m=1 
32. Lisa Ariana Dewi (1520459) 
http://lisaarianadewi.blogspot.com/2018/09/pertemuan-ke-2-filsafat-pendidikanpada.html?m=1 
33. Izmia K 
http://diarykusuma.blogspot.com/2018/09/sisi-lain-vaksin-dari-hukum-islam.html?m=1 
34. Anditasari 
http://anditadp.blogspot.com/search/label/PAHAM%20MATERIALISME?m=0



x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengatur Diri Sendiri (managing oneself)- Ki Hajar Dewantara

Apa trik/cara Ki Hajar Dewantara kalau kita ingin mengatur atau memaknai diri sendiri? Beliau punya trik atau cara tersendiri. Manusia adalah ciptaan Tuhan atas raga kasar dan halus (jasmani & rohani). Siapa yang mengenali dirinya sendiri maka dia dapat mengenal Tuhan. MAN ‘Arafa Nafsahu, Faqad Arafa Rabbahu, Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. – Q.S. Asy-Syuura [42]: 11 MAN ‘Arafa Nafsahu, Faqad Arafa Rabbahu.  “Siapa yang mengenal dirinya, akan mengenal Rabb-nya”. Begitulah kurang lebih makna dari sabda Rasulullah SAW tersebut. Diri terbagi menjadi dua yaitu identitas dan personalitas. Identitas maksudnya seperti kau menjadi apa? Dosen, ustadz, menteri dan lain-lain. Sedangkan personalitas adalah nama, alamat, umur dan lai-lain yang terdapat di data diri KTP dan lain sebagainya. Sudah bisa membedakan bukan?. Tadi diatas dikatakan ada raga kasar dan halus. Raga kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot ...

Cita Rasa Pendidikan dalam semboyan Ki-Hajar Dewantara

Semarang- Dosen Fislafat Pendidikan Bapak Moh. Aniq K.B.H menjelaskan cita rasa pendidikan yang tidak luput dari semboyan   Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh dan pelopor pendidikan di Gedung Utama 4.08 Universitas PGRI Semarang, Selasa (30/10). Cita rasa pendidikan yang dimaksud adalah semboyan orang berjuang yang bisa dijadikan tauladan bagi masyarakat saat ini yang hidup pada zaman milenilal.   Ada 4 semboyan yang disampaikan yaitu: 1.       TETEP, MANTEP, ANTEP  2.       MOMONG, AMONG, NGEMONG 3.       NGANDEL, KENDEL, BANDEL, KANDEL 4.       NENG, NANG, NING, NUNG Dalam hidup memang harus mempunyai pedoman dan semangat untuk terus berjuang. Perlunya pemahaman mengenai keempat semboyan tersebut agar hidup tidak menjadi salah kaprah dan tanpa tujuan. Sebelum mengaplikasikan keempat semboyan tersebut, mari kita pahami bersama artinya. Tetep, Mantep, Antep ar...