Langsung ke konten utama

Cita Rasa Pendidikan dalam semboyan Ki-Hajar Dewantara



Semarang- Dosen Fislafat Pendidikan Bapak Moh. Aniq K.B.H menjelaskan cita rasa pendidikan yang tidak luput dari semboyan  Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh dan pelopor pendidikan di Gedung Utama 4.08 Universitas PGRI Semarang, Selasa (30/10).
Cita rasa pendidikan yang dimaksud adalah semboyan orang berjuang yang bisa dijadikan tauladan bagi masyarakat saat ini yang hidup pada zaman milenilal.  Ada 4 semboyan yang disampaikan yaitu:
1.      TETEP, MANTEP, ANTEP 
2.      MOMONG, AMONG, NGEMONG
3.      NGANDEL, KENDEL, BANDEL, KANDEL
4.      NENG, NANG, NING, NUNG
Dalam hidup memang harus mempunyai pedoman dan semangat untuk terus berjuang. Perlunya pemahaman mengenai keempat semboyan tersebut agar hidup tidak menjadi salah kaprah dan tanpa tujuan. Sebelum mengaplikasikan keempat semboyan tersebut, mari kita pahami bersama artinya. Tetep, Mantep, Antep artinya pejuang harus selalu:
-          Tetep artinya, Orang yang memiliki ketetapan yang kuat maka termasuk orang yang bermutu. Atau bisa dikatakan tetap pada niat semula tidak ragu-ragu, tidak terpengaruh kanan kiri.
-          Mantep artinya, Mantap dalam melaksanakan ketentuan dan ideologi (konsisten dan konsekuen).
-          Antep artinya, Berbobot tidak mudah dihambat, digoyahkan atau dikalahkan orang lain, dan memiliki profesionalisme




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengatur Diri Sendiri (managing oneself)- Ki Hajar Dewantara

Apa trik/cara Ki Hajar Dewantara kalau kita ingin mengatur atau memaknai diri sendiri? Beliau punya trik atau cara tersendiri. Manusia adalah ciptaan Tuhan atas raga kasar dan halus (jasmani & rohani). Siapa yang mengenali dirinya sendiri maka dia dapat mengenal Tuhan. MAN ‘Arafa Nafsahu, Faqad Arafa Rabbahu, Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. – Q.S. Asy-Syuura [42]: 11 MAN ‘Arafa Nafsahu, Faqad Arafa Rabbahu.  “Siapa yang mengenal dirinya, akan mengenal Rabb-nya”. Begitulah kurang lebih makna dari sabda Rasulullah SAW tersebut. Diri terbagi menjadi dua yaitu identitas dan personalitas. Identitas maksudnya seperti kau menjadi apa? Dosen, ustadz, menteri dan lain-lain. Sedangkan personalitas adalah nama, alamat, umur dan lai-lain yang terdapat di data diri KTP dan lain sebagainya. Sudah bisa membedakan bukan?. Tadi diatas dikatakan ada raga kasar dan halus. Raga kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot ...

Jika kita bersyukur maka akan bahagia

Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati yang lebih berharga dari sebuah hadiah. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu saja senyum yang dimaksud ialah senyum yang wajar, bukan senyum yang dibuat-buat. Senyum tulus yang lahir dari kelapangan dan kebersihan hati dan keikhlasan jiwa. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda ketulusan cinta. Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan alamiah kita terpancar secara maksimal. Wajah cantik tanpa senyuman, tidak sedap dipandang mata. Riasan wajah yang mahal dan apik tampak biasa tanpa senyuman. Senyuman bisa mengubah penderitaan menjadi kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi diri sendiri dan orang lain. Nahhh, coba bayangkan saja ketika kita sedang bertemu dengan teman-teman ekspresi yang kita berikan kepada mereka adalah ekspresi datar atau cemberut bahkan muka galak, apa yang terjadi?. Mungkin lain waktu ketika bertemu dengan mereka lagi kita pasti tidak disapa dan bahk...